Setiap tanggal 3 Desember, masyarakat seluruh dunia, lebih terkhusus para masyarakat dengan disabilitas di dunia memperingati hari disabilitas Internasional.
Pada kali pertama, perayaan hari disabilitas internasional dirayakan pada tahun 1992. Perayaan itu dimaksudkan untuk membangun kesadaran kepada masyarakat luas akan isu-isu disabilitas. Serta menyebarkan pemahaman akan pentingnya perlindungan harkat dan martabat masyarakat dengan disabilitas.
Dalam perjalananya, masyarakat dengan disabilitas telah menunjukkan berbagai macam perjuangan untuk diakui dan diberikan hak yang sama dan adil dalam lingkup pembangunan.
Pada tahun ini, melalui tema, “Transformative solutions for inclusive development: the role of innovation in fuelling an accessible and equitable world” atau “Solusi transformatif untuk pembangunan inklusif: peran inovasi dalam mendorong dunia yang dapat diakses oleh semua dan berkeadilan”, aka nada hal yang menjadi tanggung jawab dan pekerjaan rumah bangsa Indonesia. Kalau kita mendalami tema tahun ini, ada beberapa yang menjadi poin penting seperti :
- Inovasi adalah hal yang mutlak akan terjadi seiring dengan kemajuan zaman. Kita tidak dapat menolak bahwa zaman akan berubah. Untuk dapat mengikuti perkembangan zaman itu, adaptasi merupakan solusi terbaik dengan mengoptimalkan ibovasi yang berkelanjutan. Inovasi yang akan menghasilkan barang atau jasa, seyogyanya harus dapat dinikmati oleh semua kalangan tanpa batasan. Agar hasil inovasi dapat dinikmati oleh semua kalangan, berbagai kalangan tidak terkecuali masyarakat dengan disabilitas harus dilibatkan dan diikutsertakan dalam perancanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil inpvasi.
- Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Menurut pasal 4 UU 12 tahun 2012 Pasal 4, Pendidikan Tinggi berfungsi: a. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, b. mengembangkan; Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma, dan, c. mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dankesejahteraan umat manusia. Oleh karena pentingnya fungsi perguruan tinggi dalam menstranformasikan ilmu dan pengetahuan, perguruan tinggi haru disiapkan menjadi agen inovasi dalam pembangunan karakter inklusif. Perguruan tinggi dihadirkan tidak hanya mencetak mahasiswa yang terampil, tetapi juga mahasiswa yang sadar akan keberagaman.
- Keberadaan regulasi yang berupa Undang-undang. Peraturan pemerintah serta peraturan lain yang mengatur masyarakat untuk kesadaran akan perlindungan dan penghormatan kepada masyarakat dengan disabilitas telah banyak disahkan oleh pemerintah Indonesia. Akan tetapi, kenyataan di lapangan masih saja banyak masyarakat yang masih awam terhadap isu disabilitas, masih saja terdapat diskriminasi terhadap masyarakat dengan disabilitas. Maka dari itu, perlu kajian khusus oleh pemerintah dalam mensosialisasikan regulasi itu dengan mengoptimalkan Komisi Nasional Disabilitas yang dirasa masih belum optimal dalam menjalankan tugasnya.
- Dalam membangun inovasi karakter berkelanjutan dengan menjunjung inklusivitas, optimalisasi ruang-ruang diskusi yang melibatkan masyarakat, pemerintah, sivitas akademisi dan masyarakat dengan disabilitas perlu dibangun.
Itulah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi semua masyarakat Idonesia. Semoga perayaan tahun ini tidak hanya sekadar momen satu hari, tetapi meupakan langkah untuk benar-benar mewujudkan inovasi karakter inklusif untuk semua pihak. Salam inklusif, salam HDI.
====
Penulis: Bima Kurniawan, S.Pd, M.Hum (Ketua Dewan Kehormatan IGTI): Dosen Universitas Trunojoyo Madura